Tato Tertua di Dunia: Ötzi the Iceman
Penemuan paling awal tentang tato berasal dari tubuh mumi manusia yang dikenal sebagai Ötzi the Iceman, ditemukan pada tahun 1991 di Pegunungan Alpen, tepatnya di perbatasan antara Italia dan Austria. Berdasarkan pengujian radiokarbon, Ötzi diperkirakan hidup antara 3370–3100 SM.
Yang membuat penemuan ini istimewa adalah keberadaan 61 tato di tubuhnya. Tato-tato tersebut berupa garis-garis dan titik-titik sederhana, yang dibuat dengan tinta karbon dari jelaga. Letaknya pun tidak sembarangan—ada di punggung bawah, lutut, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki—menunjukkan kemungkinan tato tersebut digunakan sebagai bagian dari pengobatan tradisional atau terapi semacam akupunktur kuno.
Tato di Berbagai Peradaban Kuno
1. Tato di Mesir Kuno
Di Mesir, praktik tato terutama ditemukan pada tubuh mumi wanita, termasuk mumi terkenal Amunet dari sekitar 2000 SM. Pola-pola pada kulit mereka diyakini sebagai bentuk perlindungan spiritual atau simbol kesuburan dan kekuatan wanita.
2. Polinesia dan Asal Kata “Tattoo”
Budaya tato berkembang pesat di wilayah Polinesia. Bahkan kata “tattoo” berasal dari bahasa Tahiti, yaitu “tatau”, yang berarti "menandai." Di sana, tato merupakan simbol status sosial, garis keturunan, dan pencapaian pribadi.
3. Suku Maori – Seni Moko
Di Selandia Baru, suku Maori mengenal tradisi moko, tato wajah yang sangat kompleks dan simbolik. Setiap garis memiliki arti, mulai dari asal-usul keluarga hingga keberanian di medan perang. Moko bukan hanya seni, melainkan identitas hidup pemiliknya.
4. Suku Dayak – Simbol Keberanian
Di Kalimantan, suku Dayak juga memiliki tradisi tato yang kuat. Tato menjadi penanda keberanian dan pengalaman spiritual, misalnya setelah berburu kepala atau menempuh perjalanan ritual.
Tato di Dunia Barat: Dari Lautan hingga Penjara
Di dunia Barat, tato mulai dikenal secara luas sejak abad ke-18, saat pelaut Inggris seperti James Cook kembali dari Polinesia dan membawa pulang orang-orang bertato serta praktiknya. Awalnya identik dengan pelaut, kriminal, dan orang pinggiran, tato kemudian menyebar di kalangan tentara, narapidana, dan pekerja kasar.
Namun, memasuki abad ke-20, tato mulai masuk ke arus utama, terutama dengan munculnya seniman tato profesional dan perkembangan mesin tato listrik pertama yang ditemukan oleh Samuel O’Reilly pada tahun 1891.
Makna Tato yang Terus Berkembang
Seiring waktu, makna tato pun berubah-ubah:
- Era purba: pengobatan, ritual spiritual, perlindungan gaib
- Abad pertengahan: sering dilarang oleh gereja, dianggap tanda kriminalitas
- Abad 18–19: penanda petualang, pelaut, tentara
- Abad 20: simbol pemberontakan dan subkultur (punk, biker, dll)
- Era modern: ekspresi seni, personal branding, hingga fashion
Tato di Era Modern
Di abad ke-21, tato menjadi bagian dari industri kreatif dan budaya populer. Seniman tato kini memiliki reputasi tinggi, bahkan membuka galeri atau studio prestisius. Mesin tato semakin canggih, tinta lebih aman, dan pilihan desain nyaris tak terbatas.
Selain itu, muncul tren baru seperti:
- Tato kosmetik: alis permanen, eyeliner, dan lip tint
- Tato medis: menutupi bekas luka operasi atau membantu pasien kanker payudara membentuk ulang areola
- Tato augmented reality: interaktif dengan teknologi smartphone
Stigma dan Kontroversi Tato
Meski telah diterima luas, tato masih menghadapi stigma di beberapa negara dan budaya. Di Jepang, misalnya, tato masih dikaitkan dengan dunia yakuza (mafia), sehingga pemilik tato bisa dilarang masuk pemandian umum.
Beberapa perusahaan juga masih memandang tato sebagai hal negatif di dunia kerja. Namun, generasi muda kini semakin terbuka dan menjadikan tato sebagai bagian dari gaya hidup dan kebebasan berekspresi.
Fakta Unik tentang Tato
- Rekor manusia dengan tato terbanyak dipegang oleh Lucky Diamond Rich, yang seluruh tubuhnya (termasuk gusi dan bola mata) ditutupi tinta.
- Tato wajah memiliki risiko sosial tertinggi namun juga paling meningkat popularitasnya sejak 2010.
- Negara dengan populasi bertato terbanyak adalah Italia, diikuti oleh Swedia dan Amerika Serikat.
Penutup
Dari jalur pegunungan Alpen hingga jalanan urban, tato telah menyusuri lintasan panjang sejarah manusia. Ia bukan sekadar seni, tapi juga penanda identitas, spiritualitas, kekuasaan, dan kini—kebebasan berekspresi.
Perjalanan panjang tato menunjukkan bahwa tinta di kulit adalah tinta sejarah yang tak pernah pudar.
Komentar
Posting Komentar